Pemetaan Bakat & Potensi ( STIFIn )

Ya, anak tetap berkembang, tapi dalam proses belajar ia sering merasa tidak nyaman, Mengapa ?

Karena anak dipaksa belajar dengan cara ibunya, bapaknya atau gurunya, Padahal, cara mereka sangat jauh berbeda dengan cara kerja otaknya. Inilah yang membuat proses belajar anak berjalan namun tidak optimal. Jika terus menerus terjadi, otak anak akan semakin berat bekerjanya. Puncaknya, anak akan protes, berontak, ngambek atau lamban dalam berprestasi. Inilah sinyal kelelahan otak yang sering tidak dipahami oleh orang tua dan guru.

Dengan konsep STIFIn, kita berusaha mengembalikan anak pada jalur dan fitrah yang benar. Orangtualah yang harus belajar mengenali dan memahami anaknya, bukan sebaliknya. Haram bagi guru untuk mengajar tanpa memahami potensi dan kepribadian anak didiknya.

Inilah peran Tes STIFIn, menyamakan anak, dengan memahamkan orangtua dan guru akan potensi fitrah yang terpendam dalam diri anak. Kenyamanan yang akan memudahkan tauhid tertanam, otak berkembang makin cerdas dan akhlaq anak makin mulia.

Inilah fitrah pendidikan itu, ada keselarasan antara anak, orang tua dan guru. Keselarasan menjaga fitrah. Kesepahaman menyiapkan generasi yang akan kembali memimpin dunia dengan keteladanan. Menyiapkan seorang hamba untuk sadar dengan karuniaNya, karunia yang dititipkan yang harus dijaga dan dikembangkan agar menebar manfaat, bukan malah merusaknya.

Inilah STIFIn. Sebuah konsep yang perlu dipelajari oleh siapapun yang mencari jalan kembali pada fitrahNya, yang siap membantu siapapun kembali pada jalanNya dan membantu hamba hamba terbaikNya untuk menemukan peran dalam orbitNya.